2.15.2012

Tugu Golong Gilig dan Tugu Putih Jogja

Tugu Golong Giling adalah tugu yang dibangun oleh Sri Sultan HB I pada tahun 1756. Tugu ini dibangun dengan ketinggian 25m dan merupakan penanda masuknya Sri Sultan HB I di Krtaon Yogyakata setelah tinggal di pasenggrahan Ambarketawang. Namun tugu ini rubuh karena gempa dahsyat pagi hari tanggal 4 Sapar Tahun EHE 1284 H atau pada tanggal 10 Juni 1796. Sepertiga dari tugu terpotong, dan selama belasan tahun tidak direnovasi. Bentuk tugu asli memiliki bola pada puncaknya dan tidak lancip seperti sekarang. Sketsa monumen ini ditemukan di Leiden Belanda dengan judul "De White Paal te Djocja" yang berangka tahun 1848. Pada waktu dibangun monumen ini memiliksi makna "Manungaling Kawulo Lan Gusti".
Setelah 22 tahun sejak gempa yang menghancurkan monumen ini, ditempat yang sama di bagun tugu putih yang sampai saat ini masih dapat dilihat dan menjadi ikon Yogyakarta. Namun renovasinya tidak mengembalikan kebentuk semula sehingga nilai filosofisnya terdegredasi.Pemugaran dilakukan pada zaman Sri Sultan HB VI pada tahun 1889 dengan tinggi 15m dan berbentuk persegi empat, dan dominan berwarna putih.
Tugu yang sekarang lebih dikenal dengan Tugu Jogja berdiri ditengah jalan yang menghubungkan Jl. Jendral Sudirmas, Jl. Mangkubumi, Jl. Dipodegoro, dan Jl. AM Sangaji. Saat malam banyak orang yang datang untuk berfoto di depan tugu, selain berfoto Tugu Jogja juga sering digunakan untuk shoting film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar